Para Pemain Hebat yang Menuju Titik Nadir




Sudah menjadi suratan takdir jika semua hal di dunia ini mengalami sebuah siklus - mulai dari puncak hingga menuju titik nadir. Dan hal itu juga berlaku untuk para aktor lapangan hijau.

Dengan talenta sepakbola yang berganti sedemikian cepat, para pemain dengan kaliber sangat top pun bakal kesulitan mempertahankan performa puncaknya. Entah itu karena berganti klub, badai cedera atau juga faktor non-teknis.

Berikut adalah beberapa pemain hebat - setidaknya beberapa saat lalu, yang mendapati karirnya dalam lintasan menukik saat ini.

 1. Ronaldinho

Mantan anak emas Barcelona ini karirnya terus melesat turun sejak meninggalkan Camp Nou. Semasa berjaya di Catalan, Dinho adalah salah satu penghibur terbaik di lapangan hijau dengan passing dan dribble-nya yang mempesona disertai permainan penuh rasa gembira dan karakter, namun tetap menghasilkan hasil luar biasa. Namun ia tak bisa terus mempertahankan performa legendarisnya dan itu terlihat jelas pada musim terakhirnya di Camp Nou.

Tergusur oleh para akademi La Masia, ia berusaha membangkitkan karirnya di AC Milan. Namun upaya tersebut pun tak mendapat hasil menggembirakan. Sempat tampil lumayan di paruh kedua musim 2009-2010, Ronaldinho gagal mengembalikan magis yang membuatnya pemain terbaik dunia. Gagal di Eropa, ia pulang kampung ke Brasil menuju Flamengo. Namun masalahnya tak berhenti dan setelah kisruh gaji, ia hengkang ke Atletico Mineiro.

Masih perlu ditunggu apakah Ronaldinho bisa kembali bangkit pada performa terbaiknya, namun peluangnya menuju Piala Dunia 2014 di negeri sendiri mendapat pukulan telak dengan pencoretan namanya dari skuad Samba untuk Piala Konfederasi tahun ini - dan itu sebuah pertanda kemerosotan lebih jauh?

2. Kaka
 
Satu lagi talent besar Brasil yang tengah mengalami penurunan performa. Memenangi Ballon d'Or di puncak karirnya, mantan pemain AC Milan ini menemui kesulitan saat harus berkompetisi dalam skuad penuh bintang Real Madrid - meski itu juga dikarenakan sejumlah cedera.
Dengan usia 'baru' 31 tahun, sejatinya Kaka masih bisa mencoba petualangan di klub lain - namun ia tampaknya ia sendiri yang menghalangi kebangkitan karirnya dengan memilih bertahan dan memperjuangkan nasibnya di Bernabeu. Dengan kebijakan Madrid menumpuk pemain bintang, tak terkecuali musim depan, tampaknya sulit untuk Kaka bisa kembali menjadi playmaker kelas dunia seperti di masa jayanya.


3. Nemanja Vidic + Rio Ferdinand
 
Manchester United boleh saja begitu dominan dalam sukses mereka melaju ke tangga juara Premier League musim ini, namun tak bisa dipungkiri jika duet pengawal jantung pertahanan mereka sudah mengalami penurunan performa - terutama karena faktor usia. Vidic, 31 tahun dan Ferdinand, 34 tahun sudah kesulitan mempertahankan kondisi kebugaran mereka.
Beruntung Setan Merah punya barisan pemain muda macam Jonny Evans, Chris Smalling dan Phil Jones yang bisa menggantikan keduanya. Dan salah satu duet bek tengah terbaik di sepakbola Inggris tersebut mungkin sudah harus memberi jalan pada pengganti mereka.

4. Carles Puyol  
 
Berbicara soal bek tengah yang mulai menua, Puyol juga menjadi salah satu bukti dengan permainannya yang sudah menurun drastis di Barcelona. Kapten Blaugrana sejak 2004 ini menjadi salah satu kunci sukses tim mulai era Frank Rijkaard dan Pep Guardiola, termasuk juga di timnas Spanyol yang merajai tiga kompetisi internasional di antara 2008 hingga 2012.
Namun ia tak bisa melawan takdir, terutama karena rintangan cedera yang sudah sangat mempengaruhi penampilannya musim ini serta faktor fisik yang membuatnya tak bisa menangkal kecepatan pemain lawan. Karirnya bisa dibilang fenomenal dan akan selalu dikenang, namun mungkin sudah saatnya Puyol menepi.


Tidak ada komentar: