5 Pemain Sepak Bola dengan Lari Tercepat

Dunia olahraga memang sangat menarik untuk di ulas,apalagi berbicara mengenai sepak bola .siapa sih yang ngak tau sepak bola,di penjuru dunia pasti tau dengan olahraga ini,malahan sepak bola adalah salah satu olahraga terfavorit dan paling banyak diminati oleh banyak orang di dunia.

Berikut adalah 5 Pemain sepak bola dengan lari tercepat didunia.chekkidot

5. Robin van Persie (32,1 km/jam)

Tanggal Lahir: 6 Agu 1983 (Usia 28)
Tempat Lahir: Rotterdam
Negara: Netherlands
Tinggi Badan: 183 cm.
Berat Badan: 71 Kg.
Peranan: Striker
Nomor Punggung: 20
Tim Nasional: Belanda
Tim Club : Mancaster United

4. Wayne Rooney (32,6 km/jam)

Tanggal Lahir: 24 Okt 1985 (Usia 25)
Tempat Lahir: Liverpool
Negara: England
Tinggi Badan: 178 cm.
Berat Badan: 83 Kg.
Peranan: Striker
Nomor Punggung: 10
Tim Nasional: Inggris
Tim Club : Mancaster United

3. Theo Walcott (32,7 km/jam)

Tanggal Lahir: 16 Mar 1989 (Usia 22)
Tempat Lahir: Stanmore
Negara: England
Tinggi Badan: 176 cm.
Berat Badan: 68 Kg.
Peranan: Striker
Nomor Punggung:14
Tim Nasional: Inggris U-21
Tim Club : Arsenal

2. Arjen Robben (32,9 km/jam)

Tanggal Lahir: 23 Jan 1984 (Usia 27)
Tempat Lahir: Bedum
Negara: Netherlands
Tinggi Badan: 183 cm.
Berat Badan: 75 Kg.
Peranan: Gelandang
Nomor Punggung: 10
Tim Nasional: Belanda
Tim Club : Bayern Munchen

1. Cristiano Ronaldo(33,6 km/jam)

Nama Lengkap: Cristiano Ronaldo Dos Santos Aveiro
Nama Panggilan: CR7
Tanggal Lahir: 5 Feb 1985 (Usia 26)
Tempat Lahir: Madeira
Negara: Portugis
Tinggi Badan: 185 cm.
Berat Badan: 83 Kg.
Peranan: Gelandang
Nomor Punggung: 7
Tim Nasional: Portugal
Tim Club : Real Madrid

10 Akademi Sepakbola Terbaik di Dunia

Dengan semakin tingginya harga pemain-pemain bagus, banyak klub yang mulai memanfaatkan pemain muda dari akademi mereka. Beberapa berhasil menjalankan strategi ini dengan sukses, sebagian lagi tak begitu beruntung.

Bagi klub-klub kecil, akademi sepakbola adalah penyambung nyawa mereka. Dengan minimnya dana untuk transfer pemain, lulusan akademi adalah satu-satunya penyuplai pemain paling bisa diandalkan. Jika pemain yang dididik punya bakat besar, klub kecil bisa mendapat keuntungan besar dengan menjualnya ke klub yang lebih besar.

Bagi negara, kehadiran akademi berarti memastikan pembinaan usia muda masih terus berlanjut. Dengan demikian, otomatis suplai pemain yang bisa memperkuat timnas juga tak akan habis.

Berikut adalah deretan akademi sepakbola yang konsisten menghasilkan bakat-bakat besar. Ukuran keberhasilan di sini adalah kemampuan menghasilkan pemain-pemain kelas atas plus pengelolaan yang berkelanjutan.

Ada banyak akademi klub yang menghasilkan pemain-pemain hebat . Ada Banyak akademi bagus yang tidak tercakup di sini seperti akademi Bayern Munich, Dortmund, Internazionale, Clairefontaine, Baskonia dan lain-lain.

1. Calissta
Real Madrid memiliki salah satu akademi terbaik di dunia. Lulusan Akademi Madrid sebenarnya memiliki kualitas yang bagus, namun mereka jarang mendapat tempat di tim utama Los Blancos.

Kebijakan Real Madrid yang lebih memercayai pemain bintang hasil pembelian dari klub lain membuat peluang pemain lulusan Castilla untuk memperkuat tim utama menjadi sangat kecil. Tetapi dari sisi kualitas pemain lulusan Castilla sebenarnya bisa disandingkan dengan akademi terbaik dunia lainnya.

Alumni: Arbeloa, Rafa Benitez, Butragueno, Casillas, Cambiasso, Santiago Canizares, Guti, Javi Garcia, Juan Mata, Raul, Soldado.

2. Santos
Santos adalah salah satu kekuatan terbesar di Amerika Selatan. Akademi Santos memiliki kebiasaan untuk mengorbitkan pemain-pemain berkualitas dunia.

Seperti halnya klub-klub Brasil yang lain, Santos juga menjadi penyuplai pemain hebat bagi klub-klub besar Eropa. Meski selalu ditinggal para bintangnya, Santos seperti tak pernah berhenti mendapatkan pemain muda baru kaya potensi.

Alumni: Pele, Pita, Juary, Robinho, Leo, Giovani, Ganso, Neymar.

3.The Academy of Football
West Ham cenderung sering terlupakan ketika berbicara mengenai pengembangan pemain muda. Alasannya jelas, Para pemain binaan West Ham banyak direbut klub-klub besar ketika mulai menunjukkan bakatnya.

Sejak didirikan pada dekade 50-an oleh manajer Ted Fenton, The Academy telah berhasil menelorkan banyak pemain muda berkualitas di Inggris.

Alumni: Rio Ferdinand, Frank Lampard, Michael Carrick, Joe Cole, Glen Johnson, Jermain Defoe.

4.Gremio

Gremio adalah klub besar Brasil yang punya tradisi menghasilkan talenta kelas dunia. Secara umum, klub-klub Brasil memang ahlinya dalam mengembangkan pemain muda menjadi pemain besar berprestasi.

Namun Gremio menonjol karena telah diakui secara resmi sebagai klub yang memiliki akademi terbaik di Brasil. Pengakuan ini pun datangnya dari CBF (Federasi Sepakbola Brasil).

Alumni: Ronaldinho, Anderson, Lucas Leiva, Eduardo Costa, Lucio, Emerson, Gerson, Ailton.

5. El Semillero
Nama Argentinos Junior mungkin tak banyak anda dengar, atau malah belum pernah anda dengar sama sekali. Tetapi klub kecil asal Argentina ini memiliki tradisi menghasilkan bakat-bakat besar sepakbola.

Akademi El Semillero memiliki reputasi yang bagus dalam hal pembinaan pemain muda. Sayang, ketika sudah 'jadi', para pemain itu banyak yang pindah ke klub sekota Argentinos Juniors, River Plate dan Boca Juniors.

Alumni: Diego Maradona, Juan Riquelme, Cambiasso, Coloccini, Sergio Batista, Fernando Redondo, Juan Pablo SorinJose Pekerman.

6. Arsenal Academy
Arsenal Academy mungkin lebih dikenal karena bisa mengembangkan bakat pemain muda yang mereka dapat dari klub lain. Dengan dipimpin Arsene Wenger, Arsenal Academy bisa menyuplai kebutuhan pemain-pemain kelas atas yang dibutuhkan The Gunners.

Arsenal Academy dikenal lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitas. Hasilnya memang membuktikan bhawa lulusan mereka banyak yang mampu berprestasi. Sayang sekali Arsenal juga hobi menjual pemain-pemain terbaik mereka.

Alumni
: Ashley Cole, Gael Clichy, Jack Wilshere, Alex Song, Nickals Bendtner, Ray Parlour, Paul Merson, Tony Adams.

7. Sporting Academy Alochete

Jika melihat beberapa pemain terbaik Portugal, baik di masa lalu hingga saat ini, banyak di antara mereka yang berasal dari Sporting PUMA Academy.

Akademi milik Sporting CP ini terletak di daerah bernama Alochete. Andai bisa mempertahankan pemain-pemain terbaiknya, tak msutahil Sporting akan mampu berbicara banyak, tak hanya di tingkat nasional, tapi juga Eropa.

Alumni: Cristiano Ronaldo, Quaresma, Nani, Moutinho, Luis Figo, Simao, Miguel Veloso, Nuno Valente.

8. Manchester United Academy

Akademi milik Manchester United kini telah memiliki tradisi untuk menelorkan pemain-pemain hebat kelas atas. Sebagian besar kesuksesan akademi ini diprakarsai oleh Sir Alex Ferguson. Sejak menangani United, Sir Alex sangat memercayai bakat muda klubnya.

Kepercayaan itu terbayar tuntas ketika Class of '92 menjadi pilar utama United ketika meraih treble winners pada 2009. Kemampuan Fergie mengkombinasikan pemain lulusan akademi dengan pemain hasil transfer telah memberikan kesuksesan besar bagi Setan Merah.

Alumni: Charlton, Hughes, Beckham, Giggs, Scholes, Neville bersaudara, Nicky Butt, Cleverley.

9.De Toekomst
Ajax pernah merajai Eropa dengan pemain-pemain berbakat yang mereka hasilkan. Tetapi di era modern, Ajax memiliki kesulitan untuk mempertahankan para pemain berbakat yang mereka kembangkan.

Akademi De Toekomst (yang berarti Masa Depan) telah menghasilkan banyak pemain hebat yang menghiasi lapangan hijau dunia. De Toekomst punya dasar sepakbola khas Belanda; Total Football.

Alumni: Johann Cruyff, Wesley Sneijder, Van der Vaart, Suarez, Van der Sar, Vermaelen, Bergkamp, Vertonghen.

10 La Masia
Sudah tak perlu diragukan lagi, La Masia adalah akademi sepakbola terbaik saat ini. Sebagai penyuplai pemain bagi Barcelona FC, La Masia mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Bukti yang paling jelas adalah ketika pada 2010, tiga finalis Ballon d'Or berasal dari La Masia: Messi, Iniesta dan Xavi.

Selain hebat dalam mengembangkan bakat pemain, La Masia juga punya kebijakan bagus soal pendidikan pesertanya. Banyak akademi yang mengharuskan para pesertanya untuk berhenti sekolah pada usia 15 tahun agar fokus ke sepakbola. Di La Masia, para peserta diwajibkan mengikuti pendidikan dengan baik. Akan ada 'penalti' jika mendapatkan nilai bagus di bidang akademik.

Alumni: Josep Guardiola, Xavi, Iniesta, Messi, Pedro, Puyol, Pique, Fabregas, Arteta, Thiago Alcantara, Cuenca.

Perjalanan Pele - Pemain Legendaris Brazil

Edison Arantes do Nascimento atau lebih dikenal sebagai Pelé (lahir 23 Oktober 1940, umur 72 tahun) adalah legenda sepak bola dunia yang berasal dari Brazil. Selama kariernya sebagai pemain, Pele berhasil membawa Brasil menjadi Juara Dunia Sepak bola sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 1958 di Swedia, tahun 1962 di Chili, dan tahun 1970 di Meksiko. Berkat keberhasilannya tersebut, Brasil berhak atas Piala Jules Rimet. Pelé mendapatkan julukan O Rei atau Sang Raja.
Dia lahir di Três Corações, Minas Gerais, Brasil.

Kelahiran
Pelé yang lahir di Três Corações adalah anak pemain sepak bola yang bermain di Fluminense, Dodinho dengan Dona Celeste Arantes. Awalnya dia dipanggil dengan nama Dico tapi kemudian ia dipanggil sebagai Pelé oleh teman-temannya merujuk pada kiper Vasco da Gama yang merupakan idolanya, Bilé. Pelé hidup dalam kemiskinan di Sao Paulo. Dia mencari uang tambahan sebagai pelayan di kedai teh setempat. Dia kemudian bergabung dengan klub lokal Bauru sejak 1952 namun Pelé tidak mampu membeli sepatu bola. Ia kemudian bermain dengan mengikatkan koran bekas di kakinya sebagai sepatu, dan buah jeruk sebagai bolanya.

KARIER CLUB-Santos
Pada tahun 1956, Pelé mengikuti seleksi pemain sepakbola di klub Santos, sebuah klub kecil diluar Sao Paulo. Pemandu bakat yang melihatnya kemudian berkata kepada Presiden klub bahwa anak 15 tahun yang bernama Pelé akan menjadi "pemain terbaik dunia" Pelé kemudian memulai debutnya di Santos pada 7 September 1957 mencetak 1 gol dalam kemenangan 7-1 melawan Corinthians dalam pertandingan eksebisi. Ketika liga dimulai Pelé telah mendapatkan tempat utama dalam tim senior Santos. Pada akhir musim kompetisi Pelé keluar sebagai top scorer liga pada umur 16 tahun. Hanya dalam tempo singkat, Pelé kemudian dipanggil untuk bergabung dengan skuat tim nasional Brazil. Sesudah penampilannya di Piala Dunia 1962, tim raksasa eropa seperti Real Madrid, Manchester United dan Juventus mulai mengincarnya. Namun hal ini dicegah oleh pemerintah Brazil dengan mengatakan bahwa Pelé adalah bagian dari harta karun negara dan tidak diperbolehkan bermain sepakbola di luar Brazil.

Trofi pertama untuk Pelé bersama Santos adalah Campeonato Paulista atau juara liga dimana Pelé secara menakjubkan keluar sebagai pancetak gol terbanyak dengan 56 gol, sebuah rekor yang tetap bertahan sampai sekarang. Setahun kemudian O Rei mempersembahkan trofi Torneio Rio-São Paulo dimana Santos mengalahkan Vasco da Gama 3-0. Sayangnya Santos tidak mampu mempertahankan trofi Campeonato Paulista. Pada 1960 Pelé berhasil membawa Santos memenangkan trofi Campeonato Paulista akan tetapi kalah dalam Torneio Rio-São Paulo. Pelé menyelesaikan kompetisi dengan mencetak 47 gol. Sepanjang kariernya di Santos Pelé telah mempersembahkan 10 trofi Campeonato Paulista, 4 trofi Torneio Rio-São Paulo, 5 trofi Taca Brazil, 1 trofi Recopa Int. dan trofi Torneio Roberto Gomes Pedrosa. Santos kemudian berpartisipasi dalam Copa Libartadores, turnamen paling bergengsi di Amerika Selatan, dimana Pelé berhasil membawa Santos meraih trofi tersebut 2 kali pada tahun 1962 dan 1963 dan menjadi Top Skorer turnamen pada 1965. Pelé juga mengantarkan Santos menjuarai Piala Interkontinental yang sekarang menjadi turnamen Piala Dunia Antar Club pada tahun 1962 mengalahkan Benfica 3-2 dan 4-2 dan 1963, mengalahkan AC Milan 2-4, 4-2 dan play-off 1-0. Pada 19 November 1969 Pelé mencetak gol ke 1.000-nya untuk Santos. Gol itu dicetak Pelé ketika berhadapan dengan Vasco da Gama lewat tendangan pinalti. Penampilan Pelé bersama Santos telah membuatnya berkeliling dunia dalam berbagai laga eksebisi. Salah satunya pada 1967 dimana Santos bersama Pelé tampil di Nigeria di tengah-tengah perang saudara. Tampilnya Pelé membuat perang tersebut mengalami gencatan senjata selama 48 jam agar rakyat bisa menyaksikan Pelé tampil dalam laga eksebisi di Lagos, Nigeria.
Pelé kemudian pensiun sebagai pemain Santos pada tahun 1972. Selama 17 tahun kariernya bersama Santos Pelé telah mengoleksi total 1.115 penampilan dan mencetak 1.091 gol. Ini merupakan sebuah rekor klub.

New York Cosmos
Pada tahun 1974, Pelé tampil sebagai duta sepakbola untuk Amerika Serikat dalam rangka memopulerkan sepak bola bersama dengan Franz Beckenbaueur dan Johan Cruyff. Pelé bergabung dengan klub New York Cosmos. Walaupun telah berumur 34 tahun, namun kemampuan Pelé masih memukau. Dia bahkan mengantarkan New York Cosmos menjadi juara NASL (North American Soccer League) pada tahun ketiga nya. Total Pelé tampil dalam 107 pertandingan dan mencetak 64 gol.

INTERNATIONAL
Karier Pelé bersama Brazil dimulai pada 7 Juli 1957 dimana Brazil kalah oleh Argentina 2-1. Pelé mencetak salah satu gol dalam pertandingan itu pada usia 16 tahun 9 bulan, sebuah rekor untuk Brazil sebagai pemain termuda yang pernah tampil untuk Brazil.

Piala Dunia 1958

Pelé menangis ketika meraih gelar Piala Dunia pertama.
Pertandingan pertama Pelé dalam piala dunia adalah melawan Uni Soviet. Ia adalah pemain termuda dalam turnamen itu. Pelé kemudian mencetak gol pertama untuk Brazil ketika melawan Tim nasional Wales yang mengantarkan Brazil ke semifinal melawan Prancis. Pada babak pertama Brazil telah unggul 2-1, kemudian Pelé mencetak hattrick, menjadi pemain termuda pertama yang melakukannya. Brazil unggul 5-1 atas Prancis. Pada final melawan tuan rumah Swedia, Pelé menjadi orang termuda yang pernah tampil dalam final Piala Dunia dalam usia 17 tahun 249 hari. Dia mencetak 2 gol pada pertandingan itu, salah satunya di daulat sebagai salah satu gol teindah dalam sejarah Piala Dunia, sebuah lob melewati kepala bek Swedia dan disusul oleh tendangan keras terarah ke arah gawang Swedia yang dijaga oleh Kalle Svensson. Pertandingan itu sendiri dimenangi oleh Brazil 5-2. Pelé kemudian menjadi runner-up top scorer dalam turnamen tersebut, di bawah Just Fontaine dengan 6 gol. Brazil pun meraih trofi Piala Dunia nya yang pertama dalam sejarah.
 
Piala Dunia 1962
Pelé memulai pertandingan melawan Mexico dimana Pelé memberi 1 assist dan kemudian mencetak gol kedua setelah melewati 4 pemain Mexico. Pertandingan itu sendiri berkesudahan 2-0. Sayangnya ia cedera ketika melawan Cekoslowakia. Hal ini membuat Pelé absen sepanjang turnamen, perannya dalam tim Brazil digantikan oleh Garrincha yang berhasil membawa Brazil meraih gelar Piala Dunia ke duanya.

Piala Dunia 1966

Turnamen ini dimulai dengan kontroversi dimana Pelé menjadi target tekel-tekel brutal oleh pemain Bulgaria dan Portugal. Saat itu pergantian pemain belum diperbolehkan dalam pertandingan. Brazil kemudian tersingkir di babak awal. Pelé kemudian bersumpah untuk tidak lagi berpartisipasi dalam Piala Dunia. Ia kemudian mengubah keputusannya itu. Inggris kemudian memenangkan gelar Piala Dunia mereka yang pertama.

Piala Dunia 1970

Pelé dipanggil untuk memperkuat tim Brazil pada 1969, namun ia menolaknya. Setahun kemudian ia kemudaian menyetujuinya dengan bermain untuk tim Brazil selama Piala Dunia 1970 dengan mencetak 6 gol. Tim Brazil saat itu disebut-sebut sebagai tim terbaik sepanjang masa dengan Pelé, Rivelino, Jairzinho, Tostao, Gerson, Carlos Alberto Torres dan Clodoaldo sebagai anggotanya. Pertandingan pertama Brazil berhadapan dengan Cekoslowakia dengan skor akhir 4-1. Brazil kemudian berhadapan dengan juara bertahan Inggris dimana Pelé hampir mencetak gol pertama lewat sundulan ke tiang jauh akan tetapi secara luar biasa diselamatkan oleh kiper Inggris, Gordon Banks. Pertandingan itu sendiri dimenangkan oleh Brazil 1-0. Lawan berikutnya Rumania pun kalah oleh Seleção 3-2 dimana Pelé mencetak gol pembuka lewat tendangan bebas. Peru adalah lawan Brazil berikutnya dengan bintang mudanya Teofilo Cubillas, Seleção kembali melaju lewat kemenangan 4-2 dimana Pelé memberikan assist kepada Tostao untuk mencetak gol ke-3 bagi Brazil . Semifinal mempertemukan Brazil dengan Uruguay untuk pertama kalinya sejak final Piala Dunia 1950 di Brazil dimana Uruguay menghadirkan kedukaan yang mendalam untuk rakyat Brazil. Pertandingan yang penuh emosi bagi rakyat Brazil dimenangkan oleh Seleção 3-1. Italia adalah lawan Seleção di partai final dimana Pelé mencetak gol pembuka laga. Brazil pun menyelesaikan pertandingan dengan keunggulan 4-1 dimana go terakhir menunjukkan dominasi Brazil dalam pertandingan ini. Bola yang di bawa pelan dari daerah pertahanan sendiri berhasil disarangkan ke gawang Italia tanpa bisa disentuh sekali pun oleh para pemain Italia. Pelé menyelesaikan turnamen dengan mencetak 6 gol. Trofi Jules Rimet pun menjadi milik Brazil selamanya. Selama berkostum Seleção, Pelé tampil sebanyak 92 kali dengan mencetak 77 gol (rekor gol terbanyak untuk Brasil sampai saat ini).


PENGHARGAAN-Negara
-          Roca Cup : 1957, 1963
-          Piala Dunia FIFA : Juara 1958, 1962 dan 1970
-          Copa America : Runner-up 1959
-          Cruz Cup : 1958, 1962 dan 1968
-          Berbardo O’Higgins Cup : 1959
-          Atlantic Cup : 1960
-          Oswaldo Cruz Cup : 1958, 1962 dan 1968
PENGHARGAAN-Klub di Santos
-          Piala Libertadores : 1962, 1963
-          Intercontinental Supercup : 1968
-          Supercopa de Campeones Intercontinentales : 1968
-          Piala Interkontinental : 1962, 1963
-          Campeonato Brasileiro Serie A : 1961, 1962, 1963, 1964, 1965 dan 1968
-          Torneio Rio-Sao-Paulo : 1959, 1963, 1964 dan 1966
-          Campeonato Paulista : 1958, 1960, 1961, 1962, 1964, 1965, 1967, 1968, 1969 dan 1973
PENGHARGAAN –Klub di New York Cosmos
-          North American Soccer League, Soccer Bowl : 1977
-          North American Soccer League, Atlantic Conference Championship : 1977
Total Pele berhasil meraih 40 tittle resmi.
INDIVIDU-Santos
-          Piala Interkontinental : Pencetak Gol Terbanyak Sepanjang Masa
-          Pencetak Gol Terbanyak Campeonato Brasileiro Serie A : 1961, 1963, 1964
-          Pencetak Gol Terbanyak Campeonato Paulista : 1957, 1958, 1960, 1961, 1962, 1963, 1964, 1965, 1969, 1973
-          Pencetak Gol Terbanyak Torneio Rio-Sao_paulo : 1963
INDIVIDU-Brazil
-          Pencetak Gol Terbanyak Copa America : 1959
-          Pencetak Gol Terbanyak Sepanjang Masa Tim Nasional Sepak Bola Brazil : 77 Gol
-          Pemain Muda Terbaik Piala Dunia : 1958
-          Silver Boot Piala Dunia : 1958
-          Silver Ball Piala Dunia FIFA : 1958
-          Golden Ball (Pemain Terbaik) Piala Dunia : 1970
-          Pemain Terbaik Copa America : 1959
-          Pencetak Gol Tersukses pada Divisi Utama se-Dunia : 541 Gol
-          Pencetak Gol Terbanyak Sepanjang Masa dalam Hitungan tahun kalender : 127 Gol
-          Rekor Dunia hat trick terbanyak : 92
-          BBC Sports Personality of the year Overseas Personality : 1970
-          BBC Sport Personality of the Year Lifetime Achievement Award : 2005
-          Greatest football player to have ever played the game, oleh Golden Foot : 2012
-          Athlete of the Century, oleh Rreuters News Agency : 1999
-          Athlete of the Century, dipilih oleh jurnalis seluruh dunia, polling oleh harian Perancis L’Equipe : 1981
-          Pemain Terbaik Amerika Selatan : 1973
-          Dilantik National Soccer Hall of Fame Amerika pada 1993
-          Knight Commander of the Order of the British Empire : 1997
-          Pada tahun 1989, orea Utara mencetak prangko bergambar Pele
-          UNICEF Football Player of thr Century : 1999
-          Salah satu dari 100 “Orang Paling Penting di Abad ke-20” Majalah TIME 1999
-          Player of the Century FIFA : 2000 Diego Maradona
-          Football Player of the Century, dipilih oleh france Football’s Golden Ball Winner 1999
-          Football Player of the Century, oleh IFFHS 1999
-          South America Football Player of the Century, olehIFFHS 1999
-          Laureus World Sports Awards, Penghargaan Lifetime Achievement dari President Afrika Selatan Nelson Mandela 2000
-          Honoris Causa dari Iniversitas Edinburgh 2012
-          Hadiah dari French Academy of Sports 1971
-          Red Medal of Paris, oleh City Hall  of the French Capital 1971
-          Sword od Soccer Honor, oleh English Soccer Annual (orang non-British pertama yang mendapat penghargaan ini): 1966
-          Knight of the Legion d’Honneur of France, oleh Pemerintah Perancis 1963
Sebuah konsensus media dan ahli sepak bola sepakat menempatkan Pele sebagai pesepakbola terbaik sepanjang masa








5 Pesepakbola Paling Egois di Dunia


Pemain sepakbola kadang memiliki tipikal yang berbeda-beda. Ada yang fokus dalam mencetak gol, ada yang jago mengirim umpan, sementara beberapa lainnya lebih senang menguasai bola sendirian. Untuk tipe terakhir, banyak pecinta sepakbola yang melabelkan pemain-pemain itu egois atau serakah.
Sejatinya, peran mereka tidak serta-merta jadi negatif. Bahkan, pemain terbaik dunia, Lionel Messi, dan bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, juga bisa dimasukan dalam daftar ini.
Tapi, berbeda dengan mereka itu, berikut ini adalah lima pemain yang memang amat senang bermain sendirian. Berikut daftarnya, dinukil dari Bleacher Report:

5. Ryan Babel (Ajax)
 
 Usai karirnya di Liverpool dan Hoffenheim kurang bersinar, Babel memutus untuk kembali ke Ajax. Jasanya di Inggris dan Jerman memang kurang dihargai. Pasalnya, pemain yang memiliki kecepatan ini kerap malas mengoper bola pada rekan-rekannya.

4. Ricardo Quaresma (Al Ahli Dubai)

Winger Timnas Portugal ini masih berusia 29 tahun tapi sudah terlempar ke Timur Tengah setelah gagal total di Inter Milan dan Chelsea. Quaresma sempat menjalani dua musim yang cukup bagus bersama klub Turki, Besiktas. Tapi kebiasaannya menguasai bola lama-lama membuat banyak pelatihnya jadi frustrasi.

3. Adel Taarabt (QPR)

Kadang talenta seorang jenius tertutupi oleh sikap egoisnya. Itulah yang terlihat dalam sosok Taarabt. Meski tampil sangat baik, Tottenham tidak pusing-pusing untuk melepasnya.

Pindah ke QPR ternyata permainan pemuda Maroko ini tidak berubah. Berkali-kali Taarabt asyik sendiri menggocek bola. Harry Redknapp pun mulai jengah dan akhirnya membangkucadangkan pencetak empat gol dan empat assists untuk QPR pada laga terakhir itu.

2. Luis Suarez (Liverpool)
http://www.indojamtangan.com
Suarez bukan saja pemain terbaik The Reds, tapi juga salah satu kunci sukses Liverpool dua musim belakangan. Label One-Man Team pun sempat disematkan terhadapnya.

Menurut statistik Whoscored.com, pemain berjuluk "El Pistolero" itu saat ini tercatat sebagai pemain yang paling banyak kehilangan possession dan gagal dribble (5 kali per pertandingan). Namun, tanpa aksi egoisnya Liverpool diyakini tak akan mampu masuk 10 besar Premier League saat ini.

1. Arjen Robben (Bayern Munich)

Robben memang dikenal dan akan dikenal sebagai salah satu pemain paling egois di dalam dunia sepakbola. Memiliki kecepatan dan kelebihan menggiring bola, si "Kaki Kaca" memang senang menari-nari menipu pemain lawan.

Namun, tidak jarang aksi individunya malah merugikan timnya. Beberapa kali, Robben memaksakan untuk mencetak gol sendiri, padahal rekan-rekannya memiliki ruang tembak terbuka. Mungkin karena ini juga, pelatih Bayern Munich Jupp Heynckes sempat jarang memainkannya sejak menit pertama.